Kamis, 04 April 2013

Bermesraan dengan “Keheningan”

Kebanyakan orang tidak akan bisa sanggup dalam sepi. Selalu saja orang akan mencari suatu kesibukan dan larut dalam hingar bingar dunia. Mereka tidak akan membiarkan mereka dalam “suatu keheningan”. Bagi sebagian orang, sepi itu menyiksa. Contoh-contoh penhindaran kita terhadap sepi adalah : Headset selalu terpasang di kuping, setel music kenceng-kenceng di kamar, nyalain tipi walaupun ga ditonton mpe pagi, pergi ke mall atau tempat hiburan lain padahal memang tidak perlu-perlu amat. Tapi well, wajar. Saya juga ga suka sepiii..Sepi bikin hari saya terasa amat panjang. Apalagi kalau harus sendirian di dalam kamar kost-kostan. Huh.. Bikin galau tambah galau. Krik-Krik..

Padahal, secara psikologis, manusia kadang juga butuh apa yang disebut dengan keheningan..

Untuk apa?!
Untuk Introspeksi diri.
Mengetahui dan mengevaluasi apa yang seharian dilakukan. Dalam kondisi yang ramai, jarang manusia mampu menyelami perasaannya sendiri. Introspeksi diri dalam keheningan yang seperti ini bisa kita lakukan sebelum kita memejamkan mata ketika malam hari. Apa saja yang telah kita lakukan di hari ini, kita putar ulang ketika kita akan tidur. Ini bagus, ketika itu melahirkan sesuatu yang positif. melahirkan Harapan yang lebih baik di esok hari dan pembelajaran untuk tidak mengulang kesalahan di esok hari.

Untuk meredam emosi.
Ketika kita bertengkar, ketika kita penat, esmosi uda nyampe ubun-ubun, menyingkir dari keramaian itu perlu. Duduk, berdiam diri dan tarik nafas dalam-dalam (tapi jangan lupa untuk dihembuskan. hahaha). insyaallah, dengan cara seperti itu akan dapat sedikit mengurangi emosi yang sedang memuncak. Slow down. ketika kita bertengkar dengan pasangan kita, kadang satu sama lain meminta waktu untuk sendiri dulu. Wajar, biarkan saja. Daripada tetap berdebat dan ujung-ujungnya terluncur sebuah perkataan, perbuatan, atau keputusan yang tidak diharapkan?? Ijinkan sajalah. Cooling down itu perlu. Dan tempat yang tepat untuk memikirkan itu adalah keheningan.

Untuk khusyuknya ibadah kita kepada Tuhan
Memang, Tuhan itu ada dimana-mana.Tapi, suasana yang paling tepat untuk kita menemukan Tuhan adalah dalam keheningan. Ketika salat tahajud misalnya, dimana pada jam-jam itu semua orang tertidur lelap sedangkan kita masih asyik berdoa, menengadahkan tangan, meminta kepada-Nya. Sensasinya lain ketika kita salat dalam keadaan ramai dan “kesusu” (misalnya di kantor dan kita kepikiran kerjaan yang menggunung di meja kita). Saat-saat itulah kita akan terkoneksi dengan lebih mesra dengan Tuhan. Dalam Keheningan, seolah hanya ada kita dan Dia. Keheningan, membuat kita lebih focus dalam beribadah.

Untuk berkonsentrasi.
Inget ketika ujian pas SD, SMP, SMA??? Ketika kita belajar ataupun lagi ngerjain ujian?? Ketika lagi belajar kita cenderung Cari tempat aman dan nyaman, bebas dari kebisingan, tutup pintu (kemudian molor???hahaha). Bukan, tutup pintu dan mulai menghafal. Keheningan berperan besar ketika proses itu. Kalau ada keributan, bisa jadi konsentrasi buyar. Ketika ujian??? ketika waktu uda mepet dan suasana agak sedikit berisik, kita akan susah berkonsentrasi dan panic sendiri. Bayangkan juga ketika kita ujian dan fakultas lain (tetangga sebelah) lagi ada acara festival music. Bisa tetep focus ngerjain ujian??saya rasa tidak maksimal.

Masi banyak lagi keadaan dimana keheningan itu diperlukan. Tidur misalnya. Ketika kita asik mimpi indah, tiba-tiba temen teriak..
Hmm..bagaimana perasaanmu??haha..

Suatu ketika dalam part kehidupan kita , keheningan tetap kita butuhkan. bagaimanapun juga. Walaupun sebagian orang tidak menyukainya..

niiii...
Jika misalnya suatu ketika saya  ingin sendiri dan mengunci diri saya di kamar . Yakinlah, itu bukan karena apa-apa. Bukan saya tidak menyukai kalian teman, menarik diri dari kalian, atau tidak ingin bergaul dengan kalian atau kalian malah mengira saya galau, kemudian nekat bunuh diri di kamar. Bukaaaaaaan..

Itu hanya karena saya ingin menyeimbangkan kembali apa yang ada di dalam diri saya, perasaan saya , otak saya dan dengan harapan  sekembalinya saya dari “pertapaan” saya akan menjadi lebih tenang dan mampu menjadi diri saya yang memang diri saya.

Suatu saat, untuk kalian, untuk hal yang positif,..selamat bermesra-mesraan dengan keheningan…

:)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar