Rabu, 09 September 2015

You know im trying : surat cinta untuk calon imam part 2.

Harusnya aku bahagia.
Kamu ga pernah protes aneh aneh ke aku.
Padahal kamu tau banyak kelemahan ku.

Harusnya aku bersyukur.
Kamu ga pernah menuntutku dengan segala macam syarat.
Padahal tak banyak hal baik yang bisa ku kasih ke kamu.

Aku pun terbatas.
Waktu maupun tenaga.
Urus ini itu.
Aku payah???

You know im trying.

Lihatlah cara berbusanaku.
Tak sesuaikah dengan seleramu?

Lihatlah cara berdandanku.
Apakah terlihat polos , pucat, atau terlalu mencolok?

Lihatlah cara bicaraku.
Apakah aku terlalu keras?
Sayangnya , aku tak bisa bicara dengan kalem.
Sekalem putri solo yang mungkin ada dalam angan - anganmu.

Lihatlah cara aku menyelesaikan masalah.
Kau tau aku tak bisa tegas kan?
Aku terlihat plin plan?
Kau tau aku hanya tak ingin berkonflik dengan siapapun.

Aku tak enakan orangnya.
Iya.
Banget.
Kau tau aku terkadang jadi susah sendiri kan karena ga tegaan?
Ga cuma sekali kan?
Aku hanya minta kamu memahami.
Mungkin pemikiran kita berbeda sekali.
Dan aku punya pemahaman sendiri tentang cara menyelesaikan ini dan ini.

Aku tidak bilang aku akan selalu benar.
Kamu salah.
Aku terkadang meminta pertimbangan.
Dalam banyak hal malah.
Merepotkan.
Merempongkan?
Ya.
Benar.
Kau akan bilang aku rempong.
Hal yang kecil akan kubuat jadi ribet. Begitukah?
Mungkin bagiku tidak, aku hanya terlalu memikirkan banyak hal. Dari banyak segi pandangan.
Meminimalisir hal yang tak baik baik dari itu semua.

Kau bilang aku menginginkan segala sesuatu sempurna.
Miss perfect.
Justru karena aku tak sempurna, sayang..
Oleh karenanya aku ingin menciptakan kesempurnaan.
Siapa tau bisa sempurna.
Tapi aku bilang itu usaha maksimal, bukan suatu keharusan.
Beda sayang..

Mungkin kita hanya berbeda pandang.
Bagaimana tidak?
Kita terlahir dari dua orang tua yang berbeda. Pengalaman dari lahir yang berbeda. Lingkungan yang berbeda. Sangatttt.

Lalu bagaimana mungkin kita akan klop persis sama?
Itulah mungkin mengapa kita dipertemukan.
Aku lemah dan kamu kuat.
Aku banyak kelemahan dan kamu banyak kelebihan.
Aku yang ga bisa apa apa dan kamu yang bisa menghandle apapun , segala hal.

Lalu nikmat Tuhan mana yang aku dustakan???

Aku malas mandi.
Kau tau.
Kau tak pernah memaksaku.
Kau bilang aku tetap cantik. Dan kamu tetap sayang padaku. Ahh. Ku anggap gombalan saja perkataanmu dulu.
Tetap akan kau peluk kalau aku tak mandi begitu???

Kau tau aku tak bisa memasak.
Dan kau siap memakan masakanku yang kau bilang bisa jadi rasanya rasa tumbuh tumbuhan?

Oh..

Kamu juga tau aku tak pernah menyetrika.
Mencuci sesekali.
Tapi kenapa kau yakin aku bisa menjadi istri yang baik dan ibu yang baik bagi anak anakmu kelak?

Tempo hari aku sengaja mengujimu sayang..
Hanya untuk memastikan kau bisa mentolerirku.
Apa adanya aku.
Dan kamu lolos ujiku.

Maka , tak ragu aku ambil keputusan itu.
Untuk bisa hidup bersamamu.
Aku tak lagi memikirkan egoku.
Obsesi tentang masa depanku.
Dan semua yang berbau tentang aku.

Aku akan lebur kata aku atau kamu.
Akan kuubah menjadi kita.
Aku akan mencoba.

Aku memang bukan bidadari.
Tapi aku akan berusaha menjadi yang terbaik.
You know im trying.

Terimakasih.
Telah membuatku berhenti.
Telah menjadikanku berkata "cukup".

Meyakinkanku.
Hingga terhenti di kamu.

Iya, kamu..
Seseorang yang rela menanggung dosa dosaku dan anak anak kita setelah ijab qabul nanti.
Seseorang yang rela berbagi rejeki.
Rela menanggung segala masalah hidup kita nanti.
Semoga segala peluh dan kesahmu diganjar sebesar usahamu oleh Tuhan-Mu..

Bahagia memilikimu..

*Terima kasih telah membaca surat cintaku kepadamu..

Rabu, 02 September 2015

I do my best

Kau tau?
Takdir telah menggiringku kepadamu.
Tanpa aku tau.

Kau tau?
Apa yang terjadi saat ini adalah diluar perkiraanku.
Mungkin pula juga diluar perkiraanmu.

Pertemuan ini indah.
Prosesnya Singkat.
Namun tak kusangka akan berlanjut sampai seriusnya.

Asal kamu tau,
Dan kamu harus tau.
Aku bukan bidadari.
Sama sekali.

Kamu akan menemukan sisi celaku disana dan disini.
Ntah sekarang atau nanti.

Aku bukan manusia bebas cela.
Asal kau tau saja.
Aku punya sisi egois.
Sisi pesimis.
Atau bahkan romantis.
Apatis.
Atau mungkin sinis.
Kau akan tau seiring berjalannya waktu nanti.

Jadilah teman hidup.
Teman yang mendampingiku melewati segala apa yang terjadi nanti.
Kita akan tetap berpegangan tangan bukan?
Kita akan tetap berpeluk,
Saling mengusap peluh.

Akan kusandarkan segala harapan kepadamu.
Kusandarkan kepalaku di dadamu.
Menangis bahagia di pelukmu.

Jadilah yang dapat dipercaya.
Diandalkan.
Karena aku lemah.
Ya, aku wanita lemah.
Walau dari luar mungkin aku terlihat kuat, mandiri, dan teguh pendirian.

Ada sisi dimana aku rapuh.
Air mataku mudah jatuh.
Maka, kuatkan aku.
Dan kau pun akan ku kuatkan dengan caraku.
Membenamkanmu dalam cintaku.
Cinta dengan caraku.

Aku ikhlaskan sebagian egoku untuk kemudian ku leburkan demi sebuah kata bernama "kita".
Ya, sejak saat ini nanti bukan lagi ada aku dan kamu.
Yang ada hanya kita.

Kita mau punya keluarga seperti apa?

Semoga aku bisa menjadi pendamping yang baik untukmu.
Istri yang kau ridhoi.
Ibu dari anak anak yang salih shalihah.
Anak yang berbakti dari orang tuaku dan orangtuamu.
Teman dan sahabat yang pengertian. tetangga yang dermawan.
Dan karyawan yang membanggakan.
Ah..
Bisakah kuraih semua predikat itu?
Semogalah..

Aku ridho.
ikhlas..
Semua..
Terserah Tuhan sajalah..
Aku Hanya bisa berkata "i do my best"..