Selasa, 18 Agustus 2015

Secuil syukur di hari ini dan kemarin

Allah telah memberikan banyak keajaiban - keajaiban kepadaku.
Lewat sentuhan tangannya, apapun kemudian bisa terjadi.

Lihatlah.
Kemarin aku bisa transfer s1 dengan mudahnya. Dengan berbekal IPK cumlaude yang menurut orang nyaris sempurna.
Walaupun ketika daftar ulang aku juga harus berpikir ulang karena sehari sebelum tanggal tersebut ayahku dimakamkan.
Setelahnya,tak lama aku bisa merasakan menjadi CPNS.
Kemudian aku didiklatkan oleh negara.
Tak lama aku menjadi  bendahara kantor pusat di usia 22 tahun.
Setengah taun berlalu,
Aku didaulat menjadi Bendahara Universitas.
Diusia yang kurang dari 23 tahun sampai aku berumur 26 tahun, sekarang.
Tak banyak yang merasakan ini semua di usia yang demikian. Pengalamannya.waaaw.
Dan walaupun menempuh studi dengan lamanya, yakni 5 tahun dengan kendala yang ada (waktu dan tenaga serta pikiran), kemarin aku dinyatakan lulus sidang.
Nilai A. Tanpa revisi.
Semuanya serasa dimudahkan.
Dan sebentar lagi insyaallah aku akan menikah. Setelah minggu kemarin aku juga naik pangkat.
Bagian nikmat Allah mana lagi yang bisa aku dustakan??
Aku tidak bisa mendustakan secuilpun nikmat allah yang banyak tersebut.
Amazing.
Walaupun dalam perjalanannya sampai detik ini, tak dipungkiri ada air mata duka di sela selanya.
Siklus hidup aku rasa.
Tak mungkin bahagia saja.
Akan tetapi semua kurasakan sebagai  nikmat.
Semua berbuah hikmah.
Allah lebih tahu mana yang terbaik bagi hambaNya.
Aku tidak mengingkariNya.
Skenario allah itu hebat.
Keren.

Selanjutnya,
Akan kujalani hidup tetap dengan usaha terbaikku yang aku punya.

Aku masih punya ibu,
Adek,
Kakak,
Saudara,
Sahabat,
Teman,
Dan mitra yang aduhai baiknya.
Tak boleh kita menyianyiakan mereka bukan???

Beri kesempatan untuk menjadi orang yang lebih baik lagi ya Allah.
Lebih berguna lagi bagi orang lain.
Jadikan aku ahli syukur serta orang yang ikhlas.
Jadikan aku orang yang bisa memaknai hidup.
Bahagia dunia akhirat.

Alhamdulillah.

Rabbana athina fiddunya hasanah.
Wafil akhirati khasanah
Waqina adzabbannar.

Fabiayyi ala irabbikuma tukadziban..

Lalu nikmat allah mana yang kamu dustakan???

Minggu, 09 Agustus 2015

Balada mbak Bendahara

Well. Akhirnya aku mengakui bahwa tak mudah kuliah sambil bekerja. Atau bahkan kerja sambil kuliah. Kuliahnya yang jadi sambilan. Kaya aku.

Salut. Kupikir semua akan bisa kubagi dengan adilnya.
  Well. Semua materi memang selesai hanya dalam 1,5 tahun. 3.5 tahunnya aku habiskan dalam bentuk galau skripsi dan cuti. Hahaha..

Nasiblah. Menjadi bendahara tak mudah. Banyak alokasi waktu hilang.

Aku tak ingin mengkambinghitamkan pekerjaanku. Seharusnya mungkin bisa. Tapi dengan mengurangi jam istirahat mungkin. Lalu jika waktu istirahatku hilang, bisa jadi kesehatanku nanti yang terganggu. Sabtu minggu seharusnya bis ku gunakan. Tapi tak munafik pula aku kadang ingin melepaskan penat. Bukan memegang sesuatu yang membuatku tambah stres.
  Well. Terkadang aku juga ke kantor hari Sabtu atau Minggu.
Alasan !! Hahaa..
  Iya benar. Aku memang punya banyak alasan untuk tidak menyelesaikan skripsiku itu. Ntah yang sebenarnya kubuat buat atau beneran. Tapi jangan ditiru. Hahaa..

Sampai akhirnya, Orang sadar itu kalo memang uda kepepet kali ya guys. Haha. Setelah jatah cuti 2 semester habis, mau tak mau deh. Mikirrrr .
  Apalagi ibu juga sempat berkata bahwa lulus kuliah adalah syarat nikah. Haha. Dan mau tak mau agustus ini aku harus sudah.

Well. Percepatan pun dilakukan. Dan sekarang hanya menunggu soal jadwal sidang. Ijasah. Lalu ijabsah. Okay?

Sekarang aku sedang duduk di depan ruang kajur dan sekjur akuntansi. Menunggu dosen pembimbing selesai menguji.
Minta jadwal ujian jumat ajaaa pak, jam 11. Ben ndang kelar. Haha.
  Aaaahh. Trik !!!
Aku harus lulus. Bagaimanapun caranya. Waktu mendesak. Seorang bendahara Undip terancam di DO ndaaa.. Haha. 

Ah. Ntah. Eman saja dengan IPK 3.89 di transkrip nilai sementara. Kasi nilai apa sajalah pak. Asal predikatnya lulus. Aku tetap belajar kok sebelum ujian.
Aku sampai sebegitunya. Setidaknya beban ini tertuntaskan. Hahaha..

Selalu saja ketakutan duluan. Kukira tes TOEFL ku saja tak sampai 200. Haha. Ternyataaaa.. Bisa juga 500 an. Waow.
  Setelah 8 tahun tak menyentuh. Apa itu vocab?? Structure? Past tense?
Haiyah.
  Semua udah luntur tergantikan dengan memori tentang peraturan menteri keuangan, standar biaya, dan peraturan rektor Undip. Termasuk materi yang dipake kompre nanti. Hahaha.. Maafkan hambaaaa Tuhan..

Banyak yang senasib. Lihat pak kasubbag. Lihat teman depan meja kerja. Semua lulus mepet tanggal expired. Kami sisa sisa purbawi. Hmm..
  Apa kaya gini memang dilema seorang yang yang bekerja sambil kuliah apalagi masuk ke bagian keuangan. Bagian yang sibuk pula.

Allah tau aku kuat. Kalau begitu, Tolonglah Tuhan.. Mudahkan lah segalanya. Lancarkan segala tetek bengeknya.
  Apalagi lulus kuliah juga adalah syarat nikah ku ya Tuhan (syarate ibukku-red.). Menikah kan tujuannya mulia, jadi hamba Minta tolong segalanya di muluskan semulus jalan tol semarang - salatiga.
Hanya kepadaMu aku memohon. Kabulkan Tuhan.. Aamiin..

*sampai tulisan ini selesai pak dosen pembimbingku tak juga muncul di hadapanku. Kerjaan di kantor terasa memanggil manggil. Bilyet Giro yang akan dikirim ke Bank masih tergeletak pasrahhh.
Aaahhh.. Ayolaaaahhhhh..


Balada mbak Bendahara

Well.
Akhirnya aku mengakui bahwa tak mudah kuliah sambil bekerja.
Atau bahkan kerja sambil kuliah.
Kuliahnya yang jadi sambilan.
Kaya aku.

Salut.
Kupikir semua akan bisa kubagi dengan adilnya.
Well.
Semua materi memang selesai hanya dalam 1,5 tahun.
3.5 tahunnya aku habiskan dalam bentuk galau skripsi dan cuti.
Hahaha..

Nasiblah.
Menjadi bendahara tak mudah.
Banyak alokasi waktu hilang.

Aku tak ingin mengkambinghitamkan pekerjaanku.
Seharusnya mungkin bisa.
Tapi dengan mengurangi jam istirahat mungkin.
Lalu jika waktu istirahatku hilang, bisa jadi kesehatanku nanti yang terganggu.
Sabtu minggu seharusnya bis ku gunakan.
Tapi tak munafik pula aku kadang ingin melepaskan penat. Bukan memegang sesuatu yang membuatku tambah stres.
Well.
Terkadang aku juga ke kantor hari Sabtu atau Minggu.

Alasan !!
Hahaa..
Iya benar.
Aku memang punya banyak alasan untuk tidak menyelesaikan skripsiku itu. Ntah yang sebenarnya kubuat buat atau beneran.
Tapi jangan ditiru. Hahaa..

Sampai akhirnya,
Orang sadar itu kalo memang uda kepepet kali ya guys.
Haha.
Setelah jatah cuti 2 semester habis, mau tak mau deh.
Mikirrrr .
Apalagi ibu juga sempat berkata bahwa lulus kuliah adalah syarat nikah.
Haha.
Dan mau tak mau agustus ini aku harus sudah.

Well.
Percepatan pun dilakukan.
Dan sekarang hanya menunggu soal jadwal sidang.
Ijasah.
Lalu ijabsah.
Okay?

Sekarang aku sedang duduk di depan ruang kajur dan sekjur akuntansi.
Menunggu dosen pembimbing selesai menguji.

Minta jadwal ujian jumat ajaaa pak, jam 11.
Ben ndang kelar.
Haha.
Aaaahh. Trik !!!

Aku harus lulus.
Bagaimanapun caranya.
Waktu mendesak.
Seorang bendahara Undip terancam di DO ndaaa..
Haha.

Ah.
Ntah.
Eman saja dengan IPK 3.89 di transkrip nilai sementara.
Kasi nilai apa sajalah pak. Asal predikatnya lulus. Aku tetap belajar kok sebelum ujian.

Aku sampai sebegitunya.
Setidaknya beban ini tertuntaskan.
Hahaha..

Selalu saja ketakutan duluan.
Kukira tes TOEFL ku saja tak sampai 200.
Haha.
Ternyataaaa..
Bisa juga 500 an.
Waow.
Setelah 8 tahun tak menyentuh.
Apa itu vocab??
Structure?
Past tense?

Haiyah.
Semua udah luntur tergantikan dengan memori tentang peraturan menteri keuangan, standar biaya, dan peraturan rektor Undip. Termasuk materi yang dipake kompre nanti. Hahaha..
Maafkan hambaaaa Tuhan..

Banyak yang senasib.
Lihat pak kasubbag. Lihat teman depan meja kerja. Semua lulus mepet tanggal expired.
Kami sisa sisa purbawi.
Hmm..
Apa kaya gini memang dilema seorang yang yang bekerja sambil kuliah apalagi masuk ke bagian keuangan.
Bagian yang sibuk pula.

Allah tau aku kuat.
Kalau begitu, Tolonglah Tuhan..
Mudahkan lah segalanya.
Lancarkan segala tetek bengeknya.
Apalagi lulus kuliah juga adalah syarat nikah ku ya Tuhan (syarate ibukku-red.).
Menikah kan tujuannya mulia, jadi hamba Minta tolong segalanya di muluskan semulus jalan tol semarang - salatiga.

Hanya kepadaMu aku memohon.
Kabulkan Tuhan..
Aamiin..

*sampai tulisan ini selesai pak dosen pembimbingku tak juga muncul di hadapanku.
Kerjaan di kantor terasa memanggil manggil. Bilyet Giro yang akan dikirim ke Bank masih tergeletak pasrahhh.

Aaahhh..
Ayolaaaahhhhh..

Kamis, 06 Agustus 2015

Karaoke

Aku dulu bisa dibilang orang yang konservatif.
Kuno.
Ga gaul.
You know lah.
Sedikit banyak diperngaruhi oleh mantan yang konon possesif.

Karaoke??
Ga pernaaaaahhh..
Nonton??
Ga pernaaaaahh...
Jalan jalan nongkrong ma temen tanpa dia?
Mana pernah???

Yah.
Kesimpulannya aku adalah orang yang flat flat saja.

Ketika pertama kali aku diajak teman ekstensi buat karaokean rame rame dan tentu saja tanpa ngasi tau pacar, aku beranggapan bahwa tempat karaoke adalah tempat yng tidak tidak alias tempat yang ga jelas.
Mungkin sebagian orang akan beranggapan hal yang sama pula.

Lalu kusimpulkan bahwa semua itu tergantung niatnya siiih.
Mau apa disana.
Cari karaoke keluarga saja.
Yang tentu saja aman dari apa yang disebut plus plus.
Cari teman karaoke yang aman. Berbanyak.
Dan yang uda kenal dekat.
Kalo cuma buat nyalurin hobi dan bakat terpendam si aku rasa tak apa.
Why not.
Asal perginya juga jangan malam malam banget.
Resiko di luar.

Sampai akhirnya,
Kalau aku nikah nanti,
Dan ketika aku punya rumah nanti,
Demi agar hobiku tidak mengganggu kestabilitasan rumah tanggaku,
Aku bertekad untuk membangun sebuah kamar kecil di pojok rumah dan akan kulapisi peredam suara..
Untuk apa..
Untuk menyalurkan suara lah.

Menyanyi menurut penelitian merupakan salah satu pelampiasan emosi yang baik.
Dengan bernyanyi akan menghasilkan hormon yang akan membuat rileks, pikiran akan lebih tenang.
Mendengarkan musik pun demikian.
Tapi tidak disarankan untuk mendengar musik yang galau. Karena dengan kebiasaan mendengar lagu yang "dark" alias gelap alias bikin tambah kacau pikiran, maka secara tak langsung akan berpengaruh pada apa yang ada dalam diri kita. Gugusan air yang ada dalam tubuh akan membentuk gugusan sesuai dengan apa yang dirasa, apa yang dilihat dan bahkan apa yang didengar.
Itu senada dengan apa yang ada dalam buku "keajaiban air".
U know lah,sebagian dari tubuh kita adalah air.

Jadiiiii..
Tetaplah bernyanyi.
Tetaplah ke tempat karaoke.
Tapi yang aman.
Tidak dosa juga aku rasa.
Cuma persepsi orang kadang memang tak mengenakkan.
Semua tergantung niat.
Dan tetap jaga pergaulan.
Itu sadja sii.
Bagaimana pun juga hobi tetap butuh disalurkan.
Bukan begitu???