Rabu, 24 September 2014

Ketika aku sepenuhnya bersandar

Tuhan,
apakah aku terlihat suka mengeluh?
apakah ini yang disebut kufur nikmat?
Semoga saja tidak Tuhan..

Haruskah semua kupendam sendiri?
Tentunya tidak kan?
aku keluhkan semuanya di hadapanMu,
di sepertiga malam, 
jika memang aku terjaga.
melawan nikmatnya dunia.

Tuhan,
beri aku rasa,
sedikiiiiit saja.
Kepada seseorang,
Untuk menjadi sesuatu.
Sesuatu yang nantinya akan menjadi suatu keyakinan di dalam hati.

Apa mungkin aku kurang ikhlas?
kurang semeleh?
Hingga rasa cinta belum jua kurasakan ke seseorang?

Kosong.
dan seharusnya mungkin aku mengisinya.

Dengan caramu.

Ya,
hanya dengan caramulah semua akan indah.
semua akan menjadi berkah.

Dengan siapa?
ntah,
karena hanya Engkaulah yang mengetahuiNya.
aku bersabar..

Sepenuhnya bersandar..
:)

Jumat, 12 September 2014

Tulisan - ketika Aku sebagai rakyat

Ah..
Ntah apa yang terjadi di negeri ini..

Telah kau saksikan sendiri kan??
Banyak pemimpin yang tak bisa membela hak rakyatnya..
Banyak pemimpin yang pencitraan semata.
Banyak pemimpin yang terlalu sibuk dengan agendanya.
Sehingga tak ada waktu lagi untuk memikirkan nasib rakyatnya.
Banyak pemimpin yang tak mampu menyediakan telinga untuk mendengar nasib rakyat jelata.
Tak sanggup mngulurkan tangannya untuk memeluk rakyatnya yang kelaparan.
Mulutnya juga tak sanggup untuk mengeluarkan suara yang pro rakyat.

Ahhh..
Entah.

Aku sebagai rakyat
Sekali dua kali dan sering pula mendengar mereka atau bahkan aku sendiri ikut menjerit.
Tertekan keadaan yang mau tidak mau.

Aku hanyalah rakyat kecil pula.
Yang memang hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan.
Berdasarkan kebijakan yang telah beliau beliau gariskan dan ketuk dengan palunya.

Aku peduli.
Tapi aku tak kuasa.

Aku rakyat.
Aku melakukan apa yang seharusnya rakyat lakukan.
Melakukan pekerjaan ku sesuai porsinya.

Aku tahu menjadimu itu tidak bisa dikatakan gampang.
Aku tahu.
Banyak hal sulit yang mungkin juga kalian rasakan ketika harus membuat kebijakan.
Keterbatasan dalam segala macam hal.
Waktu - tenaga - dan mungkin dana.
Atau mungkin juga karena aturan yang sekarang memang terlalu membatasi gerak kalian?
Aku paham kalian.
Yakin, 
Aku paham.
Mungkin versi kalian, kalian juga telah melakukan yang terbaik yang kalian bisa, 
wakil rakyat..
Dan tuhan pun tahu itu.
Semoga allah senantiasa membalas semua kebaikan kalian.
Diberi kesehatan dan kekuatan dalam menjalani ini semua.

Aku tak ingin menuntut.
Aku tak ingin manja.
Aku tak ingin rewel.

Disisi lain, 
Banyak saudara kami yang sekarang menjerit.
Mungkin mereka tak kuasa menahan keadaan.
Aku mungkin beruntung,
Tak merasakan penderitaan seperti yang mereka rasakan.
Atau mungkin memang belum.

Ntah..
Aku hanya berharap.
Tetaplah dengarkan aspirasi mereka.
Setidaknya cukup dengarkan.
Jelas kan jika memang tak ada kebijakan yang bisa dibuat dengan sembarangan jika memang mereka menuntut kebijakan yang tidak ada dalam aturan.
Tetapalah tersenyum untuk mereka.
Mereka mungkin tidak mengerti atau bahkan kadang tidak mau mengerti.
Wajar, sabar.
Mungkin mereka hanya ingin didengar, kadang kala.
Dengan harapan akan ada solusi untuk kemaslahatan khalayak ramai.

Jangan jauh jauh dari mereka.
Kadang mereka akan menjadi alarm untuk anda.
Mereka yang mengingatkan anda, agar tetap dalam kepekaan rasa.
Karena sejatinya, Merekalah adalah sebenar benarnya Tuan yang harus dilayani.

Hargai mereka pula yang telah bekerja di bawahmu untuk mensukseskan dan mendukung programmu.
Tidak ada hal yang lebih baik dibandingkan dengan apresiasi. 
Bagaimanapun merekalah yang juga membantu kalian. Menguras pikiran , tenaga , dan waktunya untuk visi misi kalian. Walaupun memang itu tupoksinya.
Tak ada salahnya mengapresiasinya.

Untuk hal mulia yang telah dilakukan..
Kami ucapkan terima kasih banyak.
Semoga kesehatan, rejeki lapang dan kemuliaan akan senantiasa diberikan Allah SWT.
Tugas tak mudah.
Aku paham.
Tapi ada sisi yang harus diseimbangkan.
Ada rasa peka yang harus dilibatkan.
Tak mudah.

Aku yang berkata beginipun belum tentu bisa menjalaninya.
Hanya harapan harapan yang bisa saya lontarkan.
Semoga apa yang telah kalian lakukan akan bisa menjadi panutan.
Menginspirasi.
Melahirkan pemimpin bangsa kemudian mewarisi sifat sifat baik kalian.
Dengan apalagi kalau bukan dengan suatu keteladanan?

Siddiq..
Amanah..
Tabligh..
Fathanah.

Semoga sifat Rasulullah senantiasa ada pada kalian.
Semoga semoga semoga...

Rabu, 10 September 2014

Coretan tuna cinta

Heiii..

Apakah aku nanti akan kehilangan?
Apakah nanti aku akan melewatkan?
Dan kemudian akan menyesal?

Duhai orang bijak..

Adakah sesuatu yang akan kau petuahkan kepadaku?
Kepada seorang yang tuna cinta.
Kepada seseorang yang tak jua bergetar hatinya.

Tuhan,

Berilah tanda ketika ia telah datang.
Tampar saja aku ketika aku tak jua sadar.
Dan mungkin tak juga menghiraukan kedatangannya.
Tunjukkan saja.
Lewat mimpi atau lewat apa saja.
Palingkan hatiku kepadanya..

Aku ingin,

Tapi mungkin aku terbuai dalam kenyamanan berpeluk dengan diriku sendiri.
Gantikan dengan pelukannya.
Gantikan dengan tatapan matanya.

Aku merindukan binar mata penuh cinta.

Yang ntah kapan terakhir kali aku melihatnya.
Aku yakin dia akan ada.
Dia nyata.
Hanya harus sedikit berani saja-aku rasa.

Kepada siapapun pemilik tulang rusuk ini.

Aku harap kamu sedang baik baik saja.
Aku harap kamu juga sedang memikirkan ini semua.
Radarku,
Radarmu.
sudah seharusnya kan kita nanti akan bertemu dan bersatu?

Ntah akan dengan sengaja atau tidak.

Ntah sebenarnya akan lama atau tidak.
Aku harap kamu mengerti.
Bahwa sebenarnya hati ini belum mati.
Aku yakin suatu saat akan bersemi.
Hanya jika aku berani dan membuka diri.

Terima aku adalah aku.

Aku kelemahanku.
Dan aku kelebihanku.

Pemilik hati yang nyaman dan juara bertahan..

Kepada orang itulah tanganku akan menggenggam.
:)