Aku percaya bahwa tidak ada kata “kebetulan” di dunia ini.
Semua sengala apa yang terjadi pada setiap manusia di dunia ini telah
digariskan oleh-Nya. Termasuk jawaban
mengapa aku dapat berada di tempat ini sekarang.
Aku, mengalami dilema yang hebat ketika harus memilih antara
S1 pendidikan yang diterima melalui SPMB atau dan D3 perpajakan melalui jalur
Ujian Masuk. Sebenarnya dua-duanya bukan pilihan utamaku. Pilihan Utamaku
adalah s1 Kedokteran UNDIP. tidak “tau diri “
, menurutku. Hahaha. Dua pilihan itu adalah pilihan yang berat, sehingga
aku memutuskan untuk melakukan shalat istikharah, meminta petunjuk pada Allah
atas apa yang akan aku pilih nantinya. Aku ingin melibatkan Tuhanku dalam
keputusan yang nantinya akan menentukan masa depanku.
Sampai suatu malam karena suatu mimpi, pagi harinya aku
memiliki suatu kemantapan bahwa aku harus memilih D3 Perpajakan UNDIP. Bagi
sebagian orang,mungkin keputusanku adalah keputusan yang agak konyol. Dan itu
terbukti. Ketika banyak orang membicarakannya. Kata mereka, mengapa memilih D3
kalau S1 aja keterima?? Aku hanya tersenyum simpul. Aku sudah membuat keputusan
dan keputusan itu juga telah “mendapat acc” dari Yang diatas (Menurutku). So,
apapun yang dikatakan orang, aku hanya berusaha membuktikan bahwa prediksi
mereka nantinya akan salah.
Hingga akhirnya, saat semester 2, aku harus kehilangan adik.
Adik meninggal karena suatu penyakit. Selepas adik meninggal, ibu mengalami
suatu kekhawatiran yang berlebihan terhadapku. Maklum pada saat itu mungkin ibu
sedikit tergoncang perasaannya. Tanpa sepengetahuanku, ibu melegalisirkan
ijasahku untuk didaftarkan SPMB kembali. Karena ibu menghawatirkan nantinya aku
tidak akan memperoleh masa depan yang bagus dengan aku belajar di D3. Sedikit
demi sedikit keraguan ibukku ku jawab dengan sesuatu yang mungkin bisa
meyakinkannya. Aku berhasil memperoleh IP 4.00 selama 3 semester dalam 5
semester kuliahku di d3. Semua dimudahkan. Padahal aku tidak memiliki basic
Ilmu social yang mumpuni ketika masuk pertama kuliah. Karena SMA aku masuk
jurusan IPA. Tapi Alhamdulillah semua dapat kuatasi dan melebihi perkiraanku.
April 2010, aku berhasil lulus dari d3 dan kemudian agustus
2010 aku mengikuti tes UM dengan prioritas karena lulus cumlaude terbaik. Suatu
kemudahan yang diberikan Allah juga.
Ujian kembali datang ketika pada tanggal 14 Agustus 2010,
ayahku meninggal. Padahal tanggal 16 Agustus aku harus ke Semarang daftar Ulang
untuk S1 ku. Hampir saja aku mengurungkan niatku untuk tidak melanjutkan studi
ku. Karena ibu yang kondisinya masih lemah dan tidak mau ditinggal. Tetapi
dengan bujukan dari saudara-saudara, ibu akhirnya mau melepasku ke Semarang
untuk daftar ulang. Akhirnya selepas pemakaman ayah, aku berangkat ke Semarang.
Walaupun dalam perjalanan tidak hentinya aku menangis.
Oktober 2010, setelah aku masuk kuliah, ada lowongan tes
CPNS Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk ditempatkan di UNDIP. Dua hari
sebelum penutupan aku baru tau infonya. Setelah menimbang-nimbang dengan
meminta ibu dan budheku (saudara ayah), maka kubulatkan tekad untuk mencoba
peruntungan. Jam 1 malam aku baru membuat surat lamaran dan melengkapi
persyaratan. Keesokan paginya, segalanya berjalan dengan lancar. Tinggal
bersiap untuk mengikuti 3 tahapan tes.
Test kemampuan umum, test potensi akademik, tes computer
(membuat laporan keuangan lengkap), dan tes wawancara dapat ku lalui dengan
yah, dimudahkan (ntah kekuatan apa yang ada waktu itu, mungkin karena doa restu
orang tua). Sampai saatnya pengumuman, dan aku berhasil merebut satu-satunya
tempat untuk formasi perpajakan. Alhamdulillah.
Sampai saat aku menulis ini, aku masih bekerja di sini, di
tempat ini. Alhamdulillah ku ucapkan. Di
saat suasana yang masih berduka aku mampu meringankan sebagian kecil beban dari
ibuku sebagai single parent dan sedikit bisa melukis senyum di bibirnya.
Semua tidak ada yang kebetulan. Semua rentetan peristiwa di
atas meyakinkanku. Bahwa takdir Allah adalah scenario yang terbaik. Semua indah
tepat pada waktunya. Semua akan dimudahkan jika memang itulah takdir kita.
Tugas kita hanyalah berdoa dan berusaha dengan sebaik-baiknya.
Jika saya berada
di tempat ini sekarang, di posisi ini, itu karena rencana-Nya. Scenario terbaik. Alhamdulillah.
Jika saja saya tidak seperti itu, mungkin saya tidak seperti ini. Hal ini mengajarkan saya untuk tetap Berpikir positip terhadap segala hal yang terjadi sekarang. Walaupun itu pahit, tetaplah belajar positif.
:)
Special thx to: semua orang yang terlibat didalam perjalanan hidupku dari dulu sampai sekarang dan nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar