Jumat, 27 Maret 2015

Kado untuk ibu

Tanggal 27 maret 2015.
18.51.

Sebentar lagi si ibu akan genap 51 tahun.
Usia yang tidak muda lagi.

Aku-di kamar.
Baru saja selesai bekerja.
Besok lembur.

Kadang karena alasan demi profesionalisme,  maka ego pribadi benar benar aku kesampingkan.
Terkadang muncul pemikiran bahwa aku ini bisa jadi anak durhaka. Jika saja aku tidak pulang minggu ini.

Ya.
Minggu.
Tanggal 29 Maret besok si ibu ulang tahun.
Dan mau tak mau aku akan pulang sabtu sore.
Sampai rumah mungkin sudah petang atau mungkin malam.
Dan keesokan harinya, jam 4 sore di hari Minggunya aku mau tak mau juga akan berpulang ke Semarang.
Yah. Pegel ga pegel kalo uda kaya gitu.
Itu pilihan.
Daripada aku ga pulang dan bisa bisa dikatai anak lupa orang tua?
Ya.tentu saja ibu tidak akan pernah berkata demikian.
Beliau adalah malaikat.
Orang yang benar benar mengerti benar.
Keadaanku.
Kondisiku.
Dan segala hal tentangku.

Beliau malaikat tak bersayap.
Wanita luar biasa.
Ntah,
Apakah aku besok bisa sebaik dirinya.
Semoga saja.

Aku masih di kamar.
Memikirkan kado apa yang akan kuberikan.
Walau sebenarnya aku tau yang diinginkan ibu bukanlah yang bersifat kebendaan.
Aku tau itu.
Beliau akan lebih berbahagia jika melihatku wisuda.
Beliau akan lebih senang melihatku berdiri di pelaminan.
Beliau akan lebih girang jika Minggu aku pulang.
Ya. Tentu saja beliau akan senang.
Karena kita akan berkumpul bersama.

Aku sudah membayangkan aku akan menciumnya.
Aku akan memeluknya.
Dan kami sekeluarga akan mengelilingi beliau dengan tart di tangannya.

Sejak beliau ditinggalkan adik dan ayah,
Ya sejak saat itu pula banyak fase yang terjadi pada kita.
Dari sedih hingga kembali lagi ceria.
Dari kehilangan seseorang- hingga muncul nyawa baru dari keluarga. Ya. Naura.
Satu cahaya lagi yang menyinari keluarga kami. Hingga mampu membentuk rona rona bahagia di mata dan pipi sang bunda.

Semoga kasih sayang allah senantiasa mengiringi kehidupan keluarga kita.
Semoga limpahan rejeki senantiasa mengalir.
Semoga ridho allah senantiasa menaungi keluarga ini.

Sebanyak apapun kado yang ku berikan kepadamu ibu,
Tidak akan mampu sedikitpun membalas budimu.
Kasih sayangmu.
Dan ketulusanmu.

Sehat sehatlah selalu.
Berbahagialah setelah duka yang berkepanjangan dan bertubi tubi menimpamu.
Sungguh itu adalah ujian dari Allah.
Dan allah punya rencana untuk menaikkan derajat manusia lewat ujian ujian itu.

Ibu,
Kado terindahku hanyalah doa.
Allahummaghfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani saghira.
Aamiin.
Semoga bahagia dunia akhirat, Ibu.
Doaku selalu untukmu.

Aku anakmu.
Yang tidak selalu bisa berada di dekatmu.
Hanya doaku yang melayang terarah padamu.
Tak selalu bisa menjagamu.
Menemanimu berbincang.
Karena segala keterbatasanku.

Tapi aku sayang kamu ibu.
Doaku senantiasa untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar