Jumat, 12 September 2014

Tulisan - ketika Aku sebagai rakyat

Ah..
Ntah apa yang terjadi di negeri ini..

Telah kau saksikan sendiri kan??
Banyak pemimpin yang tak bisa membela hak rakyatnya..
Banyak pemimpin yang pencitraan semata.
Banyak pemimpin yang terlalu sibuk dengan agendanya.
Sehingga tak ada waktu lagi untuk memikirkan nasib rakyatnya.
Banyak pemimpin yang tak mampu menyediakan telinga untuk mendengar nasib rakyat jelata.
Tak sanggup mngulurkan tangannya untuk memeluk rakyatnya yang kelaparan.
Mulutnya juga tak sanggup untuk mengeluarkan suara yang pro rakyat.

Ahhh..
Entah.

Aku sebagai rakyat
Sekali dua kali dan sering pula mendengar mereka atau bahkan aku sendiri ikut menjerit.
Tertekan keadaan yang mau tidak mau.

Aku hanyalah rakyat kecil pula.
Yang memang hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan.
Berdasarkan kebijakan yang telah beliau beliau gariskan dan ketuk dengan palunya.

Aku peduli.
Tapi aku tak kuasa.

Aku rakyat.
Aku melakukan apa yang seharusnya rakyat lakukan.
Melakukan pekerjaan ku sesuai porsinya.

Aku tahu menjadimu itu tidak bisa dikatakan gampang.
Aku tahu.
Banyak hal sulit yang mungkin juga kalian rasakan ketika harus membuat kebijakan.
Keterbatasan dalam segala macam hal.
Waktu - tenaga - dan mungkin dana.
Atau mungkin juga karena aturan yang sekarang memang terlalu membatasi gerak kalian?
Aku paham kalian.
Yakin, 
Aku paham.
Mungkin versi kalian, kalian juga telah melakukan yang terbaik yang kalian bisa, 
wakil rakyat..
Dan tuhan pun tahu itu.
Semoga allah senantiasa membalas semua kebaikan kalian.
Diberi kesehatan dan kekuatan dalam menjalani ini semua.

Aku tak ingin menuntut.
Aku tak ingin manja.
Aku tak ingin rewel.

Disisi lain, 
Banyak saudara kami yang sekarang menjerit.
Mungkin mereka tak kuasa menahan keadaan.
Aku mungkin beruntung,
Tak merasakan penderitaan seperti yang mereka rasakan.
Atau mungkin memang belum.

Ntah..
Aku hanya berharap.
Tetaplah dengarkan aspirasi mereka.
Setidaknya cukup dengarkan.
Jelas kan jika memang tak ada kebijakan yang bisa dibuat dengan sembarangan jika memang mereka menuntut kebijakan yang tidak ada dalam aturan.
Tetapalah tersenyum untuk mereka.
Mereka mungkin tidak mengerti atau bahkan kadang tidak mau mengerti.
Wajar, sabar.
Mungkin mereka hanya ingin didengar, kadang kala.
Dengan harapan akan ada solusi untuk kemaslahatan khalayak ramai.

Jangan jauh jauh dari mereka.
Kadang mereka akan menjadi alarm untuk anda.
Mereka yang mengingatkan anda, agar tetap dalam kepekaan rasa.
Karena sejatinya, Merekalah adalah sebenar benarnya Tuan yang harus dilayani.

Hargai mereka pula yang telah bekerja di bawahmu untuk mensukseskan dan mendukung programmu.
Tidak ada hal yang lebih baik dibandingkan dengan apresiasi. 
Bagaimanapun merekalah yang juga membantu kalian. Menguras pikiran , tenaga , dan waktunya untuk visi misi kalian. Walaupun memang itu tupoksinya.
Tak ada salahnya mengapresiasinya.

Untuk hal mulia yang telah dilakukan..
Kami ucapkan terima kasih banyak.
Semoga kesehatan, rejeki lapang dan kemuliaan akan senantiasa diberikan Allah SWT.
Tugas tak mudah.
Aku paham.
Tapi ada sisi yang harus diseimbangkan.
Ada rasa peka yang harus dilibatkan.
Tak mudah.

Aku yang berkata beginipun belum tentu bisa menjalaninya.
Hanya harapan harapan yang bisa saya lontarkan.
Semoga apa yang telah kalian lakukan akan bisa menjadi panutan.
Menginspirasi.
Melahirkan pemimpin bangsa kemudian mewarisi sifat sifat baik kalian.
Dengan apalagi kalau bukan dengan suatu keteladanan?

Siddiq..
Amanah..
Tabligh..
Fathanah.

Semoga sifat Rasulullah senantiasa ada pada kalian.
Semoga semoga semoga...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar