Jumat, 27 Maret 2015

PMK 53/PMK.02/2014 Tentang Standar Biaya 2015

Materi lokakarya mahasiswa FISIP Tentang SPJ Keuangan : By NyoNyo 23 Maret 2015

Siapa bilang bekerja itu tidak lelah? #catatan pekerja.

Siapa bilang bekerja itu tidak melelahkan?
Setiap pekerja pasti lelah.
Kita lelah dengan cara kita masing masing.

Lihatlah itu buruh,
Ditengah terik matahari mereka bekerja mengangkat batu batu besar untuk proyek bangunan.
Lihatlah petani, dari pagi sampai sore mereka bertanam padi di sawah. Tak dihiraukannya sang surya yang semula hangat merekah sampai dengan terbit terik yang membakar tubuh mereka dan tak sadar pula menggosongkan kulit mereka.
Lihatlah SPG itu, Demi tuntutan kerja mereka berhigh heels ria, bermake up tebal, berjalan dari pagi sampai malam menawarkan produk ke orang, yang mungkin bahkan sama sekali tak tertarik dengan apa yang mereka tawarkan atau mungkin tertarik tapi hanya untuk modus belaka.

Lihatlah semua yang sedang mencari nafkah. Mencari sesuap nasi. Untuk apa berletih letih dan bersusah payah?
Demi hidup.
Mereka menghidupi diri sendiri dan menghidupi orang lain.

Bekerja itu lelah.
Sekarang pilihannya hanya 2.
Lelah?
Atau lillah?
Ya.
Lillah. Lillahi taala.
Pilih yang mana?

Insyaallah jika kita pilih lelah pun kita akan tetap mendapat berkah.
Tapi alangkah lebih baiknya lagi jika kita pilih Lillah.
Bekerja untuk ibadah kepada Allah. Untuk memperoleh barakah. Tak cuma lelah.

Segala cucuran keringat akan digantikan dengan bulir bulir pahala.
Tentu saja jika ikhlas.
Insyaallah.
Mencari rejeki yang halalan Toyyiban.
Sebisa mungkin hindarkan diri dari yang haram.
Karena haram akan merusak.
Merusak segalanya termasuk tubuh kita.
Mengalir kedalam darah dan membentuk karakter diri kita.

Tidak ada orang yang tidak lelah ketika bekerja. Sekalipun itu mandor.

Terkadang,
Jika kita dibawah tekanan,
Emosi memuncak.
Deadline demi deadline menghimpit kita.
Pimpinan yang mungkin tidak mau tahu.
Terima beres.
Sedangkan kadang kita merasakan diri kita telah tak berdaya.
Kesulitan waktu dan tenaga.
Pernah merasakan?
Ingin berteriak?
Ya.
Demi apa ini semua???

Seketika itu hanya Allah yang bisa kita sebut.
Kita pinta.
Kita minta kekuatan darinya.
Tak ada yang tidak bisa Allah lakukan. Tentu saja semua itu dengan ijinNya.

Ketika kita pun heran darimana kekuatan kita semua berasal. Ketika tiba tiba kita merasakan gairah yang luar biasa, padahal kita sudah merasakan sebegitu capeknya, yakin itu adalah kekuatan dariNya.

Ketika segala daya telah kita upayakan, serahkan hasilnya kepada Allah SWT.
Biarkan allah yang memberi sentuhan akhir.
Dan mari kita terima takdir.

Tetap bekerjalah dengan penuh semangat.
Semoga allah memberi rejeki kepada kita.
Rejeki atas apa yang kita upayakan dan rejeki yang arahnya tak dapat diduga.

Semoga dengan Lillah , segala doa juga terijabbah.
Aamiin allahumma aamiin..

Kado untuk ibu

Tanggal 27 maret 2015.
18.51.

Sebentar lagi si ibu akan genap 51 tahun.
Usia yang tidak muda lagi.

Aku-di kamar.
Baru saja selesai bekerja.
Besok lembur.

Kadang karena alasan demi profesionalisme,  maka ego pribadi benar benar aku kesampingkan.
Terkadang muncul pemikiran bahwa aku ini bisa jadi anak durhaka. Jika saja aku tidak pulang minggu ini.

Ya.
Minggu.
Tanggal 29 Maret besok si ibu ulang tahun.
Dan mau tak mau aku akan pulang sabtu sore.
Sampai rumah mungkin sudah petang atau mungkin malam.
Dan keesokan harinya, jam 4 sore di hari Minggunya aku mau tak mau juga akan berpulang ke Semarang.
Yah. Pegel ga pegel kalo uda kaya gitu.
Itu pilihan.
Daripada aku ga pulang dan bisa bisa dikatai anak lupa orang tua?
Ya.tentu saja ibu tidak akan pernah berkata demikian.
Beliau adalah malaikat.
Orang yang benar benar mengerti benar.
Keadaanku.
Kondisiku.
Dan segala hal tentangku.

Beliau malaikat tak bersayap.
Wanita luar biasa.
Ntah,
Apakah aku besok bisa sebaik dirinya.
Semoga saja.

Aku masih di kamar.
Memikirkan kado apa yang akan kuberikan.
Walau sebenarnya aku tau yang diinginkan ibu bukanlah yang bersifat kebendaan.
Aku tau itu.
Beliau akan lebih berbahagia jika melihatku wisuda.
Beliau akan lebih senang melihatku berdiri di pelaminan.
Beliau akan lebih girang jika Minggu aku pulang.
Ya. Tentu saja beliau akan senang.
Karena kita akan berkumpul bersama.

Aku sudah membayangkan aku akan menciumnya.
Aku akan memeluknya.
Dan kami sekeluarga akan mengelilingi beliau dengan tart di tangannya.

Sejak beliau ditinggalkan adik dan ayah,
Ya sejak saat itu pula banyak fase yang terjadi pada kita.
Dari sedih hingga kembali lagi ceria.
Dari kehilangan seseorang- hingga muncul nyawa baru dari keluarga. Ya. Naura.
Satu cahaya lagi yang menyinari keluarga kami. Hingga mampu membentuk rona rona bahagia di mata dan pipi sang bunda.

Semoga kasih sayang allah senantiasa mengiringi kehidupan keluarga kita.
Semoga limpahan rejeki senantiasa mengalir.
Semoga ridho allah senantiasa menaungi keluarga ini.

Sebanyak apapun kado yang ku berikan kepadamu ibu,
Tidak akan mampu sedikitpun membalas budimu.
Kasih sayangmu.
Dan ketulusanmu.

Sehat sehatlah selalu.
Berbahagialah setelah duka yang berkepanjangan dan bertubi tubi menimpamu.
Sungguh itu adalah ujian dari Allah.
Dan allah punya rencana untuk menaikkan derajat manusia lewat ujian ujian itu.

Ibu,
Kado terindahku hanyalah doa.
Allahummaghfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani saghira.
Aamiin.
Semoga bahagia dunia akhirat, Ibu.
Doaku selalu untukmu.

Aku anakmu.
Yang tidak selalu bisa berada di dekatmu.
Hanya doaku yang melayang terarah padamu.
Tak selalu bisa menjagamu.
Menemanimu berbincang.
Karena segala keterbatasanku.

Tapi aku sayang kamu ibu.
Doaku senantiasa untukmu.

Jumat, 20 Maret 2015

Aku mah apa atuh..

Ahh Nyo.
Kau terlihat angkuh.
Dingin.
Cuek.
Tak berperasaan?

Kesalahan aku seperti ini?

Jikalau aku memang terlihat seperti itu- ya mungkin. Aku memang.

Aku tidak akan jatuh cinta sejatuh jatuhnya.
Aku tidak akan.

Aku bukan ingin yang seperti itu.

Heiii..

Kau serius?? Tunjukkan sajalah. Tak perlu kau ikat aku terlalu erat tanpa kepastian. Aku lebih menghargai orang yang memang sayang padaku dalam diam. Namun dia memiliki niat. Daripada orang yang menghamburkan kata tapi zonk belaka.

Begini..

Ya aku memang begini. 

Telah banyak yang terjadi padaku. Aku bahkan tak menyangka akan sejauh ini. Bisa bisanya aku keluar dari jalur yang orang lain duga.

Aku mengambil jalan lain. 

Ya.

Meninggalkan orang yang sudah diprediksikan akan denganku.Yah.namanya juga takdir. Dan tugas tetakdir hanya menjalani, kata Opick dan Melly Goeslaw.

Tak perlu ada yang disesali. Tak satupun. Semua yang terjadi itu yang terbaik. Allah lebih tau akan semua hal itu. Sedangkan kita mungkin cuma sok tau. 

Aku tidak berbicara bahwa hanya aku yang benar. Sungguh sombong sekali jika aku berlaku seperti itu. Aku manusia. Banyak salah. Banyak dosa. Banyak alfa. 

Aku telah berjalan sejauh ini. Keluar dari relku. 

Aku sendiri yang akan bertanggungjawab atas semua ini. Buka  orang lain. Aku berjalan. Meskipun nanti akan terseok. Aku akan berlari. Meskipun nanti akan banyak duri.

Take a risk. Take a chance. Make a change. And breakaway.

No more drama. Kuat.. kuat.. kuat. Ya. Kuat. Jadilah wanita yang kuat. Tangguh. Mandiri.

Apa lagi yang kucari?

Tak ada. Aku tak menuntut banyak sebenarnya. Cuma untuk menemukan yang berchemistrypun tak semudah yang aku duga. Itulah mengapa sangat lama..

Berteman mudah. Sangat mudah. Tapi mencari partner hidup kan tidak semudah itu. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan.

Tak perlu ditanyakan lah mengapa..

Lagipula wanita hanya bisa menunggu. Ya. Tanpa kesiapan sang pria apalah artinya semua. Lelaki yang menentukan. Wanita tinggal berkata iya atau tidak. Laki laki menang milih. Perempuan menang nolak. Masihkah berlaku stereotip seperti itu. Haio..

Aku konvensional. Dan aku bisa berkata semua masih berlaku.Wanita tak seharusnya mendahului. Tak seharusnya agresif. Aku bukan wanita feminim . Tapi aku masih berpikiran seperti yang tadi. Bahwa wanita itu.. ya begitu..menunggu..

Ironisnya.. kadang yang ditunggu pun tak tahu. Kadang yang tak ditunggu malah datang melulu. Selalu begitu??

Kisah nyata. Banyak cerita. Dari mereka juga.

Aku hanya merangkumnya dalam kata. Ya. Kata acak acakan seperti ini. Hasil apa yang terlintas dalam benak. Muncul dari rasa yang menyeruak. Tak enak. 

Aahh nyo. Kau tetap saja cuek. Ada apa denganmu nyo? Sehat? Ntah. Tapi aku masih nyaman nyaman saja dengan keadaan seperti ini . Ini mati rasa atau memang terlalu sukur nikmat? Hmm .. tidak jelas !!


Sabtu, 14 Maret 2015

#SAVE TBRS

TBRS (Taman Budaya Raden Saleh) Terletak di pusat kota tepatnya di Jalan Sriwijaya no 29, Semarang.

dahulu taman budaya ini adalah kebun binatang.

Memasuki taman budaya tersebut, kita akan disambut oleh patung Raden Saleh yang sedang menggenggam erat kerisnya.
Di seberangnya terdapat gedung kesenian Ki Narto Sabdo,  adalah tempat yang biasanya digunakan sebagai tempat pementasan.
pementasan biasa digelar setiap malam Minggu. Pementasan tersebut berupa wayang orang, pembacaan puisi, atau pementasan seni teater yang biasa dibawakan oleh Teater Lingkar (AhmadIbo/IndonesiaKaya)

Dan kamu tahu sodara sodara gosip panas apakah yang sedang berhembus tentang TBRS?
Ya. Muncul pemberitaan bahwa TBRS akan terkena proyek pembangunan Trans Studio. Setelah makassar, bandung, lalu kini giliran Semarang yang akan diramaikan oleh kehadiran Trans Studio. Pemberitaan ini mau tidak mau menimbulkan keresahan tersendiri. Muncul gerakan #saveTBRS.

Ya. Sebagian dari mereka berkeberatan apabila salah satu tempat nguri nguri budaya Jawi terkena proyek komersil. Yang bisa jadi akan secara langsung atau tak langsung dapat mematikan budaya Jawa tersebut. Entah akan direlokasi atau bagaimana. Sampai sejauh ini belum ada pemberitahuan. Akan tetapi MoU kerjasama telah ditandatangani. Dan proyek tersebut akan berjalan.

Malam ini. 14 Maret 2015. 21:00.
Malam minggu.
Kusempatkan waktu untuk mengunjungi TBRS. Kebetulan ada pementasan wayang orang.

Kumasuki ruang rias mereka.

Semua sibuk dengan make up masing masing dan dengan kostum mereka. Tak ada penata rias. Semua mengerjakan semua dengan mandiri. Mulai dari berbedak sampai dengan berbusana. 

Malam ini pementasannya ramai.

Aku juga pernah kesana sebelum ini. Tapi tidak seramai ini. Kata temanku, kadang sepi sekali. Akan tetapi, dedikasi mereka tinggi. Kurasa bukan karena materi belaka mereka melakukan semua ini.

Tak mungkin karena materi. Passion mereka terlihat sekali.

Sesekali kulirik bapak bapak berwajah ntah apa namanya itu. Ntah pemeran apa itu. Aku ga paham. Wajahnya dicat putih. Dilukis wajahnya dengan muka yang sedih. Pandangan matanya menerawang jauh. Menghadap kaca rias. Ntah apa yang ada dipikirannya. Sesekali disedotnya rokok dn menghembuskan asapnya ke udara. Menikmati sekali. Tak dihiraukannya beberapa potografer yang mengerubuti. Ya. Dia masih khidmat dengan pikirannya sendiri.

Kulihat kesan trenyuh. Ntah karena polesan make up yang terlukis diatas wajahnya. Ntah apa hanya aku yang merasa.

Sesekali beliau menghela nafas panjang. Ntah apa yang ada dipikirannya. Ntah. Sekali lagi entah..

Hampir 1 jam aku duduk di dekat ruang rias. Malam itu banyak photografer yang datang. Mereka ingin mengabadikan. Ya. Siapa tau itu adalah episode episode terakhir dunia wayang wong disana.

Di sekeliling bangunan itu, kulihat masih banyak tulisan #save TBRS di beberapa tempat. Mungkin itu adalah ciptaan orang orang yang khawatir. Yang gelisah dan peka dengan keadaan. Tulisan orang yang masih menginginkan dipertahankannya bangunan tersebut dari rencana proyek penggusuran untuk Trans studio.

Ya. Malam ini terasa syahdu.
Ada semacam rasa eman. Eman jika memang harus menggeser tempat beserta kebudayaannya.

Aku tetap tertegun di tempat. Ya. Mereka orang orang yang penuh dedikasi. Jika bukan mereka yang mempertahankan budayanya, siapa lagi?? Tiket 20 ribu per orang kurasa bukan motivasi mereka untuk melakukan ini semua. Toh kadang juga sepi sekali. Kalau bukan karena dedikasi, mungkin mereka sudah berhenti dari dulu sekali.

Malam ini aku belajar. Aku eman. Eman jika mereka tergerus jaman. Eman jika mereka hilang. Dan  digantikan oleh teriakan orang di wahana permainan. Jikalau memang demikian, semoga pemerintah tetap menyediakan lahan. Sehingga mereka tetap bisa bertahan. Mempertahankan budayanya yang elegan. Semoga...

#Save TBRS.

Photo by : Ajoenk & sigit.

Senin, 09 Maret 2015

Cinta itu ya begitu itu.

Hahaha. Ntah apa yang mendasariku menulis kali ini.
Aku lagi makan kerang ijo. Rasa blackpaper ma rasa nggemeske.

Ntah ada apa dengan makanan itu. Tiba tiba aja aku pengen nulis cinta itu ya begitu itu. :D

Well. Dulu aku pernah kesini. Dengan seorang yang kutahu tapi tidak benar benar mengenalnya. Dia anak teman bapakku. Seorang bussinesman. Ntah. Tapi memang dia pengusaha. Baik. Tapi akhirnya ga sejalan. Menghilang begitu saja.

Ya. Lupakan.

Itu tidak jodoh namanya.

Sempat dekat dan menghilang.

Tuhan mematahkan hati satu sama lain. *itu juga kalau ada yang patah dan bersedih karenanya sih. Haha.

Tapi begitulah Tuhan sekaligus juga sedang menyelamatkan satu sama lain. Dengan caranya.

Tidak diijinkan bersama. Well. Terima saja.

Ya begitu itu kadang, Ada orang yang benar benar suka. Sayang . rela melakukan apa saja dan itu nyata di depan mata. Tapi apa? Kamu ga menyukainya? Kamu hanya menganggapnya teman? Dan sebaliknya kamu malah penasaran sama orang yang cuek bebek , sok cool dan atau bahkan ga ada romantis romantisnya sama sekali? Heloo. Ada yang mengalaminya? Banyak!

Apa siii.. Ironis sekali. Masi banyak good boy di dunia ini. Good boy mengejar good girl. Good girl mengejar bad boy. Bad boy mengejar bitch. Dan bitch mengejar rich man.
Realita? Yaa..

Akhirnya si goodgirl jadian sama si bad boy. Si bitch jadian sama rich man. Lalu apa kabar dengan good boy? Dengan siapa dia? Hmm..

Kadang manusia itu aneh. Berdoa untuk mendapatkan sosok laki laki yang baik. Sekalinya ada yang baik , alim , eh si ceweknya ga mau. Ya. Dia lebih tertarik dengan yang bikin penasaran. Padahal cowo tersebut bisa jadi bukan cowo yang baik. Kurang greget?? Ya.

Mungkin.

Tidak selalu yang baik akan bertemu dengan yang baik. Banyak contohnya. Tapi aku percaya akan teori kesesuaian..resonansi. Teori yang menyeleksi manusia berdasarkan frekuensi alami yang timbul dari dalam diri.

Aahhhh..

Tepok jidat.

Semoga yang baik akan mendapat yang terbaik pula. Mungkin sudah saatnya bertanya dalam hati. Siapa sebenar benarnya yang baik hati. Tak hanya mata yang memandang. Saatnya pake nurani. Yang bisa mengerti. Memahami dan menyayangi dengan sepenuh hati. Tanpa modus dan tanpa ada aroma fulus.

Minggu, 01 Maret 2015

Kado untuk diri sendiri

Ada banyak kado yang bisa diberikan untuk diri sendiri.

Waktu luang untuk "me time";
Lulur.
Pijat.
Creambath.
Facial.
Dan kesenengan kesenangan lain yang memanjakan.

Menjalankan hobi adalah juga merupakan kado untuk diri sendiri.
Lakukan apa yang disukai.
Ada saat dimana batin juga harus terpuaskan oleh keadaan.

Terlalu banyak bekerja.
Mengejar materi?
Terpaku pada deadline deadline.
Segudang tugas yang harus dikerjakan.
Acapkali membuat kita tidak sempat melakukan ritual untuk hanya sekedar bersama diri sendiri.

Tak usah jauh jauh..
Kadang waktu tidur pun berkurang bahkan tidak ada.
Betapa manusia terjebak pada rutinitas.
Dan ga sadar kita telah menua.

Cara terbaik memberi kado pada diri sendiri adalah dengan berbuat baik pada orang lain.
Perlakukan orang lain sesuai dengan apa yang kita inginkan orang lain lakukan untuk kita.
Langsung tak langsung kebaikan akan kembali pada si pembawa kebaikan.
Jikalau tak dibalas baik pula, pastikan memang Tuhan yang akan membalasnya.
Dengan kebaikan yang tak terkira. Dari segala arah.
Tak terduga.

Kado terbaik untuk diri sendiri adalah dengan berbuat baik pada orang lain.
Ya.
Manusia tak ada yang bisa melakukan segala sesuatu tanpa orang lain.

Tak usah mencari cara yang rumit untuk berbuat baik pada orang lain.
Cukup senyum.
Pekerjaan paling mudah yang kutahu.
Tapi tak sedikit pula yang tidak mampu mengamalkannya.

Kado terbaik tak selalu materi.
Cinta, perhatian dan kasih sayang itu yang lebih berarti.

Aku bersyukur..
Ada banyak kado yang datang kepadaku.
Selalu akan datang bantuan, perhatian, dan kasih sayang tak terduga ketika diri ini membutuhkan atau tak membutuhkannya.
Bersukur mengenal orang yang baik.
Berada pada lingkungan yang baik.
Dan aura baik yang tertular dari mereka.

Itu adalah kado terbaik yang diberikan orang orang yang mengelilingiku.

Ya.
Terbaik.

Terimakasih..