Jumat, 26 Desember 2014

Seperti bromo : aku dan bromo di akhir tahun

Yah.. 
Seperti bromo yang ku kunjungi sekonyong konyong tanpa perencanaan sebelumnya.

Tak pernah menduga sebelumnya-

Dengan siapa dan kapan. Bahkan mungkin belum terbersit di kepala bagaimana hal tersebut "akan".


Seperti itulah Tuhan mempertemukan.
Kau kadang merasa bisa terkaget kaget sendiri -
Dengan apa yang kemudian terjadi.
Tuhan adalah perencana yang paling baik-
I Really believe it.


Sesuatu yang sangat indah menanti di akhir penantian masing masing.
Begitu juga dengan bromo.


Perjalanan yang bagiku tidak benar benar mudah.

Tanjakan-
Mobil yang kadang harus ngegas dan ngerem bergantian.
Kadang juga mundur dan seluruh penumpang berteriak.


Banyak pemodus pemodus juga disana.
Yang bisa jadi memanfaatkan keadaan.
Banyak pula orang baik yang kadang tak mempertimbangkan untung dan rugi.

Tapi akhir dari segalanya adalah kepuasan dan rasa syukur yang teramat sangat.

Melihat indahnya negeri bak khayangan.
Memandang matahari terbit-
Memandang kabut tebal di sekitar kawah yang seolah seperti kapas yg empuk.
Kadang juga terlihat seperti air laut yang seolah olah membeku dan ntah apa namanya itu..


Beberapa orang terlihat berjalan di sekitar kawah.
Ya.
Dari kejauhan semua terlihat.
Beberapa mobil . Lampu lampunya dari atas terlihat berkelap kelip bak batu akik.
Merah. Putih. Kuning. Hijau. dan jangan lupakan bintang bintang milik Tuhan ! Indah sekali di dini hari. Mengerling !


Heii..
Aku merasa beruntung.


Bagaimana tidak? 
Walaupun toh akhirnya tak mendapatkan sun rise, tapiii cuaca mendukung sekali dan udara segar dua kaliii.
Itu adalah salah satu part yg kudu disukuri.
Tak terlupa, karena rombongan yang baik sekali.

Thanks God.

Aku bukan pendaki.
Aku juga bukan seseorang yang prepare sekali.
Lihat saja.
Aku baru beli sepatu di malam harinya dan aku naik jam 3 pagi.
Sandal jepit tidak akan bakal membantu dalam pendakian ini.

#daripada sandalku pedhot tengah ndalan :D

Aku kedinginan.
Kau tau itu.
Tapi ada sesuatu yang menghangatkan.
Jaket.
Sarung tangan,
Dan tentu saja kaos kaki pinjaman.
Oopss..
*diam. Terima kasih untuk yang telah meminjamkan.


#tangan mana tangan yang bisa aku genggam??eh.

Benar kata orang.
Aku mungkin punya banyak uang;
*dibandingkan waktu masih kuliah maksudnya.


Mungkin kita punya kesempatan untuk terus terus memupuk uang dengan sebanyak2nya dengan tentu saja jalan yang halal dan barokah semoga saja.
Akan tetapi ada part dimana kehilangan untuk sesuatu moment indah - mengagumi keindahan ciptaan tuhan dan melakukan perjalanan kemana- adalah part yang tak akan tergantikan.


Memori .
Tak cuma memori hape, kamera SLR dan handycam yang terisi moment moment narsis bersama orang itu dan ini.
Akan tetapi , juga moment yang akan kita kenang sepanjang hidup ini.
Memori yang tersimpan rapi di otak ini-
Saved !!


Untuk yang telah mensponsori, rekan patungan dan atau yang mungkin yang telah rela menemani.
Aku haturkan terimakasi banyak banyak.

Tanpa kalian aku hanyalah pembolang junior yang memalukan.
Suka lupa bawa barang bawaan .teriak teriak ketakutan ketika dideketin jaran (kuda) , ngomel ngomel kalau capek dan lapar, Suka lupa jalan dan kadang ga tau bagaimana harus memutuskan. Bahkan pipis saja harus diantarkan sampai depan jamban. Ckckck.


-bromo, jawa timur, jumat- 26 desember 2014.
Diluar rencana.
Ditengah deadline pencairan akhir tahun aku sebagai seorang yang bekerja di keuangan. Dan saya juga manusia yang butuh refreshing juga jika memungkinkan.

Wassalam.
*note :sabtu dan minggu tetap lemburan.







Sabtu, 13 Desember 2014

Bukan begitu kanjeng Gusti??

Ini aku..
Duduk sendiri di depan McD Java mall seorang diri.

Sabtu malam.
Ya.
Aku tak pernah menyebutnya malam minggu.
Bagaimana tidak?

Aku.
Dengan 2 tas ku.
1 tas ransel biru dan 1 tas kerja orange.
Penuh.
Uda serasa kaya TKW balik dari Arab aja nongkrong beli es krim dengan bawaan yang sebegini banyaknya.

Oia.
Aku masih bau bandara.
Ya.
Belum hilang bau landing.
Belum hilang bayang bayang bule arab sebelahku tadi.
Haha..

Besok minggu.
Badan capek.
Tidurku semalam di Ambhara hotel Jakarta belum bisa menghilangkan rasa lelahku.
Semalam dibuat shock.
Ketika tepat jam 12 malam dan baru saja aku tertidur setengah jam- tiba tiba ada beberapa pemuda yang mabuk kepayang.
Ketok ketok pintu- teriak dan membunyikan bell pintu kamar hotel.
Aku yang uda kaya orang ga sadar juga, hampir saja membukakan pintunya. Sampai akhirnya bu kabag menyadarkanku. Bahwa tolong diintip dulu . Deuhh !!

Pagi hari kedua di Jakarta tadi-
Jakarta sepi.

Seusai menyantap sosis-nasi kuning dan salad buah tadi.
Kami bergegas ke gedung victoria dimana panitia ujian kompetensi bidan ners dan perawat berada.
Ya.
Masih banyak berkas yang belum terselesaikan sempurna disana.
Dan aku wajib mendampingi mereka.

Jam 12.
Kami berkemas pulang.
Thamrin adalah tujuan kami berikutnya.
Ga ada yang spesial disana.
Belanjaan juga cuma dapet sendal.
Itu aja karena kaki uda ga kuat pake sepatu wedges.
Jepit sajalahh !!

Perjalananku ke bandara ya begitu begitu saja.
Kubunuh kesepian hatiku dengan mencoba menekan nomor 085226289xxx.
Nada dering.
Yak, diangkat !!
Terdengar suara perempuan paruh baya diseberang.
Ya.. mami tercinta.

Dah lama ga pulang kerumah anakmu ini mami.
Alasan yang tetap sama.
Sibuk ngoreksi SPM dan ngurusi pencairan milik pangeran diponegoro.
Maafkan aku mami.
Resiko profesi.
Sudah ku yakini bahwa menjadi bendahara ya begini ini.
Ngelola pagu hampir 800 M.
Duit apa kui??

Sepertinya engkau mengerti mami.
Engkau bijak.
Selalu doa yang mengiringi langkahku kemudian.

Mami.
Kau tidak sedang merisaukanku hari ini kan?
Aku yang 25 dan masi sendiri.
Aku masih normal mami.
Tenang saja.
Akupun tak berhenti mencari..
Tunggu sajalah waktu nanti.

Banyak hal.
Banyak.
Ntah harus senang atau sedih dengan semua ini..

Apapun itu..
Inilah yang saat ini terbaik.
Bukan begitu kanjeng Gusti?